Minggu, 28 Oktober 2018

Penjadwalan Proyek Sistem Informasi

     
       Penjadwalan Proyek Sistem Informasi

   

A.
    Pengertian Proyek

Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu  dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi yang ada. Dalam pelaksanaan proyek pemilik proyek dan pelaksana proyek memiliki hak yang diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah disetujui bersama antar pemilik proyek dan pelaksana proyek.
Pada kesimpulannya bahwa pengertian manajemen proyek dan risiko adalah koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja atau yang di maksud SDM, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan atas dasar permintaan dari seorang pebisnisr atau pemilik pekerjaan yang memperkirakan suatu ketidakpastian di masa yang akan datang tentang kerugian.
Jadi menurut saya pengertian dari risiko dalam proyek system informasi adalah sebuah pemikiran yang telah di perhatikan agar dalam suatu penyelesaian proyek tidak mengalami suatu kerugian yang sangat besar, bisa di golongkan atau terbagi menjadi 3 bagian yang utama dalam pembangunan proyek, yaitu :
·         SDM
SDM yang tidak bekualitas, situasi tim, kekosongan pekerjaan, keterbatasan tenaga kerja.

·         Waktu
Mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas proyek, mendefinisikan lama waktu dari setiap pekerjaan, mengembangkan suatu jadwal serta merencanakan kontrol atas jadwal tersebut.

·         Dana
Perencanaan sumber dana proyek, memastikan harga dan sumber daya yang ada, mendefinisikan budget, serta mengontrol keluar masuknya dana atau dana yang mengalir melewati anggaran tersebut.

·         Ruang lingkup
Dimana perencanaan ruanglingkup ini harus di perhatikan dalam proses prokyek, dalam ruang lingkup ini juga harus di survei terlebih dahulu sehingga tidak mengganggu aktifitas proyek.

Sebuah proyek merupakan suatu usaha / aktfitas yang kompleks, tidak rutin, di batasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya untuk atau aktifitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran-sasaran dan harapan-harapan yang penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan penting tertentu. Aktivitas kegiatan-kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang mulai sejak dituangkan ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar menberikan hasil  yang sesuai dengan perencanaannya semula.

B.     Pengertian Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan, bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas. Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing – masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada.
Penjadwalan proyek meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt.
Penjadwalan proyek membantu dalam bidang:
a.       Meninjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
b.      Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
c.       Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
d.      Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek.

Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti per-kem-bangan proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Berikut ini adalah sumber daya proyek yang yang berkaitan dengan penjadwalan proyek :
a.    Manusia, Sumber daya manusia ini biasanya diklasifikasikan berdasarkan keahliannya     terkait dengan proyek. Contohnya, programmer, engineer mesin, tukang les, pengawas,     derektur pemasaran dll.
b.    Material, Material Proyek mengcakup spektrum luas : misalnya bahan-bahan kimia untuk   proyek ilmiah, pondasi untuk proyek konstruksi. survei data untuk pemasaran, dll.
c.    Peralatan, yang biasanya digunakan untuk menunjukan tipe, ukuran dan jumlahnya, dalam beberapa kasus, peralatan dapat ditukar tempatkan untuk perbaikan jadwal, tetapi tidak selalu. Peralatan sering dianggap sebagai pembatas. Kesalahan yang paling sering adalah asumsi adanya sumber daya berlebi dalam proyek.
d.  Modal Kerja, dalam stuasi proyek tertentu seperti kontruksi, modal kerja di perlukan sebagai sumber daya karena jumlahnya yang terbatas. Jika modal kerja udah tersedia, menejer proyek dapat bekerja pada beberapa pekerjaan secara bersamaan.

Berkaitan dengan factor ketersediaan sumber daya, hal lain yang perlu di perhatikan adalah fluktuasi penggunaan tenaga kerja dan peralatan, untuk menghindari kebutuhan yang naik dan turun secara tajam, adalah dengan mengadakan pemerataan sumber daya. Dalam penerapannya, metode penjadwalan recources dapat dikukan melalui (Tjolia, 1990) :
-          Metode Trial and Error : yaitu untuk proyek kecil
-          Komputerisasi : yaitu untuk proyek besar
-          Metode Trial And Error
Ditempuh dengan menggunakan pergeseran-pergeseran kegiatan pada bat chart sesuai dengan batas-batas float hingga ditemukan keadaan oftimal. Dikenal dua prosedur penjadwalan secara trial and errol yakni :

1.       Metode Serial
Meliputi pergeseran bar/kegiatan berdasarkan pengaturan, pengelompokan menerus jenis kegiatan, kemudian penjadwalannya masing-masing dilakukan berdasarkan waktu kemungkinan paling capat (EPT+ Earliest Probability Time) dari tiap resources. Misal dalam satu proyek, pengecoran beton pada bagian pekerjaan lain dalam satu proyek.
2.       Metode Paraleru
Penjadwalan dilaksanakan dangan tindakan step by step dalam satuan waktu sepanjang proyek. Setiap kegiatan diproyeksikan terhadap waktu sepanjang proyek. Hal ini sangat erat kaitannya dengan keterbatan sumber daya.

Tahapan-tahapan pengaturan sumber-sumber dalam metode trial and errol:
a.     Memeriksa kebutuhan sumber;sumber pada pelaksanaan selurun proyek.
b.    Mengambil data-data pada jaringan kerja ke dalam bentuk bar chart yang menunjukan saling ketergantungan dari tiap kegiatan serta float yang dimilikinya.
c.  Berdasarkan diagram tersebut dapat digambarkan kebutuhan tiap jenis sumber-sumber dengan skala waktu dan jumlahnya.
d.   Meninjau sejauh mana kemungkinan yang didapat untuk menunda kegiatan yang         mempunyai float.
e.   Melakukan pergeseran kegiatan non-kritis untuk meratakan dan menyesuaikan kebutuhan sumber-sumber tersebut.

3.       Metode Burgess
Digunakan untuk peralatan pemakaian fasilitas/tenaga kerja. Prinsip pemerataan pemakaian pasilitas/tenaga kerja berdasarkan minimum jumlah kuadrat pemakaian tenaga kerja.
a.   Pemberian nomor lingkaran kejadian dan pemberian kode kegiatan dimulai dari kiri kekanan. Tuliskan semua total float dan free untuk tiap kegiatan setelah diisikan waktu pekerjaan, saat mulai dan akhir pelaksanaan kegiatan.
b.     Buatlah suatu daftar  disusun menurut urutan pekerjaan, yaitu  kegiatan yg harus dikerjakan terlebih dahulu disimpan diatas kegiatan yang mengikutinya.
c.   Gambar bar chart, disertai daftar yang menggambarkan penjadwalan tiap kegiatan  seawal mungki., serta tiap float dimilikinya.

C.    Manfaat Penjadwalan Proyek
      
1.       Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.
2.       Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
3.       Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
4.     Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis   pada proyek.
5.    Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk   mulai dan akhir dari masing – masing tugas.
6.   Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan relistis dalam   penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
7.       Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
8.      Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai     sebelum waktu yang di tetapkan.
9.       Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
10.    Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek

D.    Faktor-faktor Penjadwalan Proyek
 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek :
1.      Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek diharapkan dapat   dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
2.       Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya.
3.       Alasan social politis lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.
4.       Kondisi alam dan lokasi proyek.
5.       Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.
6.     Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya   yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.
7.    Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan       selama operasional pelaksanaan berlangsung.
8.  Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis.
9.       Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
10.   Referensi hari kerja efektif.

Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :
a.       Sasaran dan tujuan proyek.
b.       Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule.
c.       Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia.
d.      Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang hilang dan hari – hari   libur.
e.      Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya.
f.        Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
g.       Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia.
h.      Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
      
Makin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan penjadwalan karena dana yang di kelolah sangat besar, kebutuhan dan penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang di lakukan sangat beragam serta durasi proyek menjdi sangat panjang.

E.     Pendekatan-pendekatan Penjadwalan Proyek

 Pendekatan yang lazim digunakan adalah digram:
1.    Gantt Chart,
2.    PERT (Project Evaluation and Review Technique), dan
3.    CPM (Critical Path Method).

1.    Gantt Chart
Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek. Metode ini menggunakan tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya. Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan.
Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart. Beberapa sebutan lain untuk Gantt Chart diantaranya adalah Milestones Chart, Project Bar Chart dan juga activity chart. Gantt Chart yang dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910 ini pada dasarnya adalah suatu gambaran atas perencanan, penjadwalan dan pemantauan (monitoring) kemajuan setiap kegiatan atau aktivitas pada suatu proyek.
Gantt Chart merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat dalam merencanakan penjadwalan dan memantau kegiatan pada suatu proyek,  mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dan juga status pelaksanaannya. Dalam Gantt Chart juga dapat dilihat urutan kegiatan ataupun tugas yang harus dilakukan berdasarkan prioritas waktu yang ditentukan.
Kelebihan:
-          Umum digunakan
-          Menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami
-          Sesuai untuk proyek sederhana
Kekurangan:
-           Tidak merepresentasikan relasi antar aktivitas atau pekerjaan
-          Tidak memberi gambaran kemajuan yang jelas
-          Tidak memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan tercepat dan terlama

    Cara Membuat Gantt Chart
 Chart merupakan grafik yang sederhana, Cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam membuat Gantt Chart serta cara penggunaannya.
1.        Mengidentifikasikan Tugas
        Mengidentifikasikan Tugas yang perlu diselesaikan pada Proyek, menentukan Milestone (bagianpekerjaan dari suatu tugas) dengan menggunakan Brainstorming ataupun Flow chart, mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu tugas, mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan dikerjakan. Seperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan secara bersamaan (Simultan).
2.    Menggambarkan Sumbu Horizontal
     Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat diletakan diatas atau   dibawah halaman).  Tandai dengan skala waktu yang sesuai (bisa dalam harian maupun       mingguan).
3.    Menuliskan Tugas ataupun Bagian Pekerjaan
Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan berdasarkan urutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram Batang (Bar Graph) untuk menunjukan rentang waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotak dari kiri dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang bersangkutan berakhir. Jika diperlukan presentasi kepada Manajemen perusahaan, gambarkan bentuk Intan (Diamond) pada tanggalnya. Gambarkan tepinya saja dan kotak tersebut jangan diisi.
4.    Melakukan Pemeriksaan kembali
Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan untuk Proyek tersebut sudah tertulis semuanya ke dalam Gantt Chart.

2.    Diagram PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT adalah sebuah model pada manajemen proyek yang didesain untuk menganalisis dan perepresentasikan tiap pekerjaan dalam proyek. Diagram PERT dapat merepresentasikan urutan aktivitas atau kebergantungan antar aktivitas. Urutan tiap aktivitas tersebut direpresentasikan dalam bentuk diagram jaringan atau diagram panah. Dalam pengelolaan proyek, sebuah ‘aktivitas’ adalah kegiatan yang harus dikerjakan dan sebuah ‘event’ atau ’acara’ merupakan tahapan penyelesaian dari satu atau lebih kegiatan. Sebelum sebuah kegiatan dapat dimulai, semua kegiatan yang menjadi prasyarat bagi kegiatan tersebut harus sudah terselesaikan.
Diagram PERT memiliki dua komponen utama yaitu aktivitas (activities) dan tonggak event/acara (milestones). Kedua komponen ini ditandai dengan busur dan titik. Activities digambarkan pada busur dan milestones digambarkan pada titik (lingkaran).

Kelebihan:
-          Merepresentasikan relasi antar aktivitas
-          Sesuai untuk proyek besar
-          Lebih efisien
Kekurangan:
-          Sulit dalam pengembangan dan pengelolaan
Diagram PERT terdiri dari notasi:
-          Panah (Arrow): merepresentasikan kegiatan (activity)
-          Simpul(node):merepresentasikan kejadian (event)
Dalam diagram PERT terdapat fungsi utama yaitu untuk mengidentifikasi jalur kritis (critical path). Jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang saling berhubungan langssung dan tidak dapat ditunda. Jalur kritis menyatakan kegiatan kritis dari awal hingga akhir. Penundaan kegiatan kritis akan memengaruhi waktu penyelesaian seluruh proyek.
Contoh yang sangat sederhana dari sebuah diagram PERT:
Activities digambarkan oleh busur dan diberi kode A, B, C dst, sebagai simbol Kegiatan A: ……., Kegiatan B: ……., Kegiatan C: ……., , dst. Busur juga diberikan keterangan berapa lama perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan.
Sedangkan milestones digambarkan oleh titik/lingkaran yang diberi nomor kode yang naik berurut dari awal hingga akhir diagram. Penomoran dengan kode 10, 20, 30, dst, bertujuan untuk memberi ruang apabila kemudian diperlukan penambahan kegiatan di antara masing-masing titik, misalnya diantara titik 10 dan 20, akan ditambahkan titik 15.
Proses perencanaan PERT meliputi langkah-langkah berikut:
1.    Mengidentifikasi kegiatan (activities) dan tonggak proyek (milestones) yang spesifik,
2.    Menentukan urutan yang tepat dari kegiatan-kegiatan,
3.    Menyusun model diagram jaringan,
4.    Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan,
5.    Menentukan tahapan dan jalur kritis,
6.    Melakukan pemantauan dan evaluasi serta koreksi pada diagram PERT selama proyek berlangsung.

Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek karena menyediakan informasi berikut:
a.       Jangka waktu penyelesaian proyek,
b.      Kemungkinan penyelesaian proyek sebelum tanggal yang ditentukan,
c.      Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap waktu penyelesaian   proyek,
d.   Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya dapat dikelola     sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis,
e.      Tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode program).

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.
3.    CPM (Critical Path Method)
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path  adalah jalur terpanjang dalam network diagram  dan mempunyai kesalahan paling sedikit.

F.     Metode Penjadwalan

1.    Metode Penjadwalan Proyek
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelolah waktu dan sumberdaya proyek. Masing – masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan penggunaan metode – metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin di capai terhadap kinerja penjadwalan.
Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya, sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel –variabel yang mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek tetap pada kondisi yang di inginkan.
      Waktu Dan Durasi Kegiatan
Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua perbedaan, yaitu waktu (Time) dan kurun waktu (duration). Bila waktu menyatakan siang/malam, sedangkan kurun waktu atau durasi menunjukan lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan, seperti lamanya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 Jam. Melakukan durasi suatu kegiatan bisanya dilandasi volume pekerjaan dan produktivitas crew/kelompok pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Produktivitas didapat dari pengalaman crew melakukan suatu kegiatan yang telah dilakukan sebelum atau database perusahaan

  • BAGAN BALOK (Barchart)
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Tailor dalam bentuk bagan balok, dengan panjang balok sebagai representasi dari durasi setiap kegiatan. Format bagan baloknya informatif, mudah dibaca dan efektif untuk dikomunikasi serta dapat dibuat dengan mudah dan sederhana.
Bagan balok terdiri atas sumbu-Y yang dinyatakan kegiatan atau paket kerja dari lingkup proyek, sedangkan sumbu-X menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasi. Pada bagan ini juga dapat ditentukan Milestone / Baseline sebagai bagian target yang harus diperhatikan guna kelancaran produktifitas proyek secara keseluruhan. Untuk proses updating, bagan balok dapat diperpendek atau diperpanjang dengan memperhatikan total floatnya, yang menunjukan bahwa durasi kegiatan akan bertambah atau berkurang sesuai kebutuhan dalam perbaikan jadwal.
Penyajian informasi bagan balok agak terbatas, misal hubungan antar kegiatan tidak jelas dan lintasan kritis kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Karena urutan kegiatan kurang terinci, maka bila terjadi keterlambatan proyek, prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar untuk dilakukan

  •  KURVA S ATAU HANUMM CURVE
Kurva s adalah sebuah ghrafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi Kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana.
Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain hyang dikombinasikan, misal dengan metode bagan balok yang dapat digeser –geser dan network plaining dengan memperbaharui suber daya maupun waktu pada masing – masing kegiatan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing – masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkanterhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil.
Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan / kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.

2.    Metode Penjadwalan Linier (Diagram Vektor)
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara, terowongan / tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat memuaskan untuk diterapkan pada proyek-proyek tersebut karena menggunakan sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain.
Metode ini juga cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang tidak dapat di tampilkan oleh metode network.

3.    Metode Penjadwalan Network Planning
Network planning diperkenalkan pada tahun 50-an oleh tim perusahaan Du-pont dan rand corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen. Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan memperbaharui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informatif.

Tahapan penyusunan network SCHEDULING :
a.        Menginfentarisasi kegiatan – kegiatan dari paket WBS berdasarkan item pekerjaan, lalu diberi kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
b.      Memperkirakan durasi setiapkan dengan mempertimbangkan dengan janis pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumberdaya, lingukungan kerja, serta produktifitas pekerja.
c.       Penentuan logika ketergantungan antara kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor), kegiatan yang didahului (successor), serta bebas.
d.      Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah – langkah diatas dilakukan dengan akurat dan teliti.

Manfaat penerapan network scheduling:
a.      Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan proyek menjadi lebih rinci dan detail.
b. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran – kesukaran yang bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakann pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.
c.   Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau harus disegerakan.
d.      Membantu mengomunikasikan hasil network yang ditampilkan.
e.   Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
f.    Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cashflow, dan pengendalian biaya.
g.  Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari proses, lalu  mengamatai efek terhadap proyek secara keseluruhan.
h.   Terdiri atas metode Activity On Arrow dan Activity On Node (precedence Diagram       Method).

4.    Penjadwalan Sumber Daya
Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan modal / biaya dapat merupakan bagian dari master schedule atau dapat juga sebagai bagian yang terpisah darinya sebagai subschedul. Untuk proyek yang cukup kompleks, pemilihan schedule sumber daya dari master schedule, dengan detailnya dilakukan pada subschudele adalah langkah terbaik untuk memudahkan monitoring, tujuan penjadwalan sumber daya adalah memastikan jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan tersedia bila dibutuhkan. Tetapi bila ketersediaan sumber daya terbatas, maka biasanya durasi proyek menjadi lebih lambat dari yang direncanakan. Sebaliknya, dengan menambah jumlah sumber daya, durasi proyek dapat di percepat. Bila ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama berlangsungnya proyek berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektifitas dan efesiensi pengguna sumberdaya. Bila jumlah sumber daya dimiliki terbatas dan ketersediaanya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu proyek, maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya (resources leveling).

a.       Penjadwalan Sumber Daya Yang Terbatas
Sumber daya yang terbatas adalah salah satu alasan mengapa penjadwalan diperlukan. Penjadwalan dimaksudkan supaya pelaksanaan proyek tetap dapat berlangsung, caranya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas tersebut yang diusahakan juga durasi proyeknya tidak menjadi terlalu lambat. Sumber daya yang terbatas karena ketersediaannya yang memang langkah dapat membuat masalah besar bagi pelaksanaan proyek, karena hal ini akan memengaruhi durasi proyek. Makin sedikit jumlah ketersediaannya, durasi proyek akan semaki lama karena banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan. Akibatnya adalah adanya sangsi dari pemilik proyek yang berupa denda atau pemutusan hubungan kerja sepihak karena keterlambatan proyek. Oleh karena itu, perencanaan sumberdaya yang langkah seperti peralatan / mesin dengan teknologi tinggi, tukang khusus ukir/pahat, dan material yang harus di impor, peralatan yang memerlukan impor dari luar negeri, harus dibuat sebaik mungkin agar durasi kegiatannya tidak terganggu. Ada dua jenis batasan yang harus di perhatikan dalam penjadwalan proyek, karena batasan tersebut berpengaruh terhadap waktu kerja dari suatu kegiatan. Dua batasan tersebut adalah :
1.    Batasan hungungan kegiatan, batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar kegiatan pada   beberapa kegiatan.
2.   Batasan kondisi sumber daya, batasan yang diakibatkan oleh ketidaktersediaan sumber     daya.

Selain itu, ada empat aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek dalam hubungannya dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu :
1.  Memprioritaskan kegiatan yang mempunyai batasan kegiatan – kegiatan dengan sumber daya maksimum, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan basis kontinyu.
2.   Memprioritaskan pada kegiatan kritis atau mendekati kritis dengan total float paling rendah, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kefitan tersebut dengan cara basis kontinyu.
3.  Memprioritaskan pada kegiatan yang mempunyai durasi paling pendek, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinyu.
4.   Setelah salah satu dari tiga aturan diatas terpenuhi, dilakukan pada kegiatan dengan prioritas rendah dengan cara basis terputus, kemudian dilakukan interupsi oleh kegiatan yang lebih tinggi prioritasnya.

      Perataan Sumber Daya
Perataan sumber daya adalah meratakan frekuensi alokasi sumber daya dengan memastikan bahwa jumlah / jenis sumber daya dapat diketahui dari awal dan tersedia bila dibutuhkan. Biasanya bila jumlah sunber daya di kurangi, durasi akan bertambah, sebaiknya bila jumlah sumber daya ditambah, durasi akan berkurang. Tujuan dari perataan sumber daya adalah untuk menjadwalkan kegiatan pada proyek yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya dan pola penyebaran yang logis sehingga durasi proyek tidak melampaui batas berlebihan. Variasi penyebaran sumber daya dari suatu periode ke periode lainnya diusahakan dapat tetap pada suatu batas minimum kebutuhannya, sehingga hasil yang dicapai dapat memenuhi sesuai dengan kemampuan dan ketersediaan sumber daya yang ada.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perataan sumber daya adalah mengidentifikasi sumber daya yang terbatas dan yang dibutuhkan untuk seluruh jumlah durasi dari suatu proyek. Ini karena alokasi sumber daya yang langkah dan ketersediaannya terbatas harus di prioritaskan. Bila ketersediaannya tidak mencukupi, pengadaannya akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi. Perataan sumberdaya dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian sumber daya dapat di ketahui sehinggah penyelesaian proyek menjadi laebih logis. Dalam perataan sumber daya, biasanya durasi proyek dianggap tetap, sedangkan jumlah sumber daya diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan.
Metode perataan sumber daya bertujuan mendapatkan pola kebutuhan sumber daya yang sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan cara :
1.   Memulai seluruh kegiatan proyek berada diantara waktu mulai awal dan waktu mulai paling lambat, sehingga durasi proyek tidak bertambah.
2. Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur sumber daya yang dibutuhkan yang jumlah dan pola penyebarannya diatur sedemikian rupa.
3.   Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas karena kelangkaan dengan menambah durasi proyek sehinggah proyek dapat menjadi lebih lambat dari yang dirancanakan.
4. Berdasarkan penjadwalan dengan membuat diagram batang non kontinyu dengan mengintrupsi suatu kegiatan oleh kegiatan yang lainnya.

Dari semua hal diatas, perataan sumber daya dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas, efektifitas dan efesiensi dan penggunaannya, menjaga pola penyebaran yang logis dari segi kuantitas serta menempatkan kualitas sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan proyek dan diharapkan dengan durasi yang tidak berubah. Dengan demikian alokasi distribusi sumber daya yang proporsional akan memberikan keuntungan bagi proyek sehingga pemanfaatan sumber dayanya terencana dengan baik dan hal ini akan mempengaruhi juga sebagi kinerja proyek secara keseluruhan.

G.    Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi
·         Kebijakan Sistem
Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah) perencanaan sistem menyangkut estimasi (penafsiran, perkiraan, pendapat atau penilaian) sumberdaya (kebutuhan-kebutuhan fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem terdiri dari : perencanaan jangka pendek (periode 1–2 tahun) dan jangka panjang (periode sampai 5 tahun). Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data.
Proses Perencanaan Sistem
Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga proses utama, yaitu :
1.    Merencanakan proyek-proyek system. Tahapan proses perencanaan sistem yaitu :
a)    Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan.
b)    Mengidentifikasi proyek-proyek sistem.
c)    Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem.
d)   Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku).
e)   Menetukan prioritas proyek-proyek sistem.
f)    Membuat laporan perencanaan sistem.
g)   Meminta persetujuan manajemen.

2.    Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan meliputi :
a)    Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang ada atau dari luar perusahaan (konsultan).
b)    Mengumumkan proyek pengembangan system.

3.    Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan
Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :
a)    Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek system.
b)    Melakukan studi kelayakan.
c)    Menilai kelayakan proyek system.
d)    Membuat usulan proyek system.
e)    Meminta persetujuan manajemen.

Perkiraan Proyek Sistem Informasi
Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai berikut :
-          Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek.
-          Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama.
-          Menggunakan teknik dekomposis.
-           Menggunakan satu atau lebih model empiris.
Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :
1.    Grafik Gantt
Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan.
2.    Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)
Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan.
Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :
a.    Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas.
b.    Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis.
c.    Mudah menentukan waktu kendur.
d.    Penjadwalan proyek berbasis komputer.

H.    Tahap Implementasi
Tahap Implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertama kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam perusahaan. Biasanya, pendekatan yang dipergunakan oleh perusahaan adalah pendekatan cut off dan paralel.
a)    Pendekatan cut off atau big-bang adalah suatu strategi implementasi yang memilih sebuah hari sebagai patokan dan terhitung mulai hari tersebut, sistem baru mulai dipergunakan dan sistem lama ditinggalkan sama sekali.
b)    Pendekatan paralel dilakukan dengan cara melakukan pengenalan sistem baru sementara sistem lama belum ditinggalkan, sehingga dua buah sistem berjalan secara paralel (kedua sistem tersebut biasa disebut testing environment dan production environment).

Pemilihan terhadap kedua strategi tersebut tergantung pada perusahaan masing-masing, karena masing-masing strategi implementasi memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda. Lepas dari strategi yang dipilih, pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi resiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki (sense of ownership) terhadap sistem baru yang diterapkan, sehingga seluruh jajaran pengguna atau SDM akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk menilai kinerja sistem baru yang diterapkan dan untuk mengetahui isu-isu permasalahan yang timbul. Tentu saja pemecahan masalah dalam tahap implementasi harus segera dicari agar penggunaan sistem tersebut efektif. Proyek sistem informasi biasanya ditutup setelah tahap implementasi dilakukan. Namun ada satu tahapan lagi yang harus dijaga manajemennya, yaitu tahap pascaimplementasi.
      Tahap Pascaimplementasi
Dari segi teknis, yang dimaksud dengan aktivitas-aktivitas pasca implementasi adalah bagaimana manajemen pemeliharaan sistem akan dikelola (maintenance, supports and services management). Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan dikemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, interfacing ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan beberapa contoh dari kasus-kasus yang biasa timbul dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah perlunya dokumentasi yang baik dan transfer of knowledge dari pihak pembuat sistem ke SDM perusahaan untuk menjamin terkelolanya proses-proses pemeliharaan sistem. Tidak jarang terjadi peristiwa dimana perusahaan atau personel pembuat sistem sudah tidakdiketahui lagi lokasinya setelah bertahun-tahun (mungkin perusahaannya tutup, atau yang menangani sistem sudah pindah ke tempat kerja lain). Bisa dibayangkan bagaimana perusahaan pemakai sistem terpaksa membuang sistemnya (membuat sistem baru lagi) atau melakukan tambal sulam (yang secara teknis sangat berbahaya karena tingkat integritas data yang buruk) akibat tidak adanya dokumentasi teknis yang baik atau infrastruktur manajemen pemeliharaan yang efektif.
Dari segi manajemen, tahap pascaimplementasi adalah berupa suatu aktivitas, harus ada personel atau divisi dalam perusahaan yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang teramat dinamis. Dengan kata lain, dalam era kompetisi sekarang, perusahaan harus mampu berubah dengan sangat cepat. Sistem informasi atau teknologi informasi yang secara teknis tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan bisnis perusahaan sudah selayaknya tidak mendapatkan tempat yang baik. Apakah teknologi informasi di perusahaan-perusahaan dapat dengan mudah mengikuti perubahan kebutuhan bisnis secara cepat? Jika belum, sudah waktunya bagi pemimpin perusahaan untuk berbicara dengan departemen atau divisi yang bertanggung jawab terhadap teknologi informasi perusahaan Anda. Dan kenyataannya, sudah ada teknologi yang dapat menjawab kebutuhan ini, dan itu sudah terbukti efektif. Tidak ada tempat bagi perusahaan modern pada tahun 2000 yang masih menggunakan pendekatan sistem informasi dan teknologi informasi secara konservatif (bagi sebagian perusahaan besar di Indonesia pendekatan tersebut masih dianggap sebagai pendekatan termodern).

1.    Studi kasus Proyek Pembuatan Software
Proses pembuatan software tidak cukup hanya dikerjakan dalam waktu beberapa hari saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan software. Setiap tahapan bisa memerlukan waktu cukup lama, bisa satu bulan, dua bulan, atau bahkan satu tahun. Tahapan-tahapan itu yaitu : requirement (perencanaan dan analisa), design (pembuatan), dan testing (pengujian dan pemeliharaan). Setiap tahapan yang dilalui terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang timbul.
Pada permasalahan ini akan dibahas beberapa permasalahan yang timbul dengan studi kasus pembuatan software Sistem Informasi Akademik dan juga akan dibahas solusi yang dapat diambil untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Pembahasan permasalahan ini dibagi dalam setiap tahapan pembuatan software.
a)    Tahap Requirement
Pada tahap ini, kegiatan yamg paling banyak dilakukan adalah dengan melakukan interaksi dengan user. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
1.    Permasalahan spesifikasi kebutuhan
Kebutuhan akan fitur dan report yang diinginkan sering kali tidak sesuai dengan sistem yang ada. Misalnya pada sistem Informasi Akademik, user menginginkan report pembayaran SPP, sedangkan sistem ini hanya mengenai masalah akademik perkuliahan.
2.    Ketidak sepahaman sistem antara developer dan user
Seringkali antara developer dan user dikarenakan perbedaan pemahaman, terjadi ketidak sepahaman mengenai alur Sistem Informasi Akademik, misalnya alur mulai dari mahasiswa bayar SPP, daftar ulang, pengisian FRS, proses perkuliahan sampai nilai akhir UAS keluar.
3.    Metode analisa sistem
Metode analisa sistem yang digunakan oleh developer tidak sesuai dengan kondisi/ behaviour user.

b)    Tahap Design
Pada tahap ini, merupakan tahap yang dilakukan oleh developer. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
1.    Metode pembuatan software
2.    Organisasi pembuatan software

c)    Tahap Testing
Pada tahap ini, merupakan tahap pengujian software yang dilakukan antara developer dan user, dan diakhiri dengan pemeliharaan software. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :
1.    Perubahan regulasi sistem
Adanya perubahan regulasi sistem, misalnya perubahan evaluasi penilaian dari 5 tingkat penilaian (A, B, C, D, E) menjadi 7 tingkat penilaian (A, AB, B, BC, C, D, E). Hal ini menyebabkan perubahan tabel dan fieldnya.
2.    Ketidaksesuaian keinginan user dengan software yang telah dibuat
Pengujian software yang dilakukan antara user dan developer tidak memenuhi keinginan user.
3.    Tidak adanya Risk Management
Hal ini menyebabkan tidak ada langkah-langkah yang akan dilakukan apabila terjadi revisi ataupun pada masa garansi/ maintenance.
Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan analisa untuk mendapat solusinya. Ada beberapa solusi yang dapat diambil, antara lain :
a.      Membuat dokumen kontrak antara developer dan user sebelum proses pembuatan software.
b.     Perlu adanya assessment pada saat survey data, wawancara, ataupun analisa data. Assessment    ini ditandangani kedua belah pihak, user dan developer.
c.    Menggunakan requirement tool untuk proses requirement sehingga dapat dihasilkan requirement yang sesuai dengan kebutuhan user.
d.   Menentukan Proces Model yang akan digunakan pada awal proses pembuatan software, dapat menggunakan waterfall model, RAD model, spiral model, atau model lainnya.
e.   Membuat project management pada proses pembuatan software dengan dikoordinasi seorang penanggung jawab.
f.     Menentukan software programming untuk semua modul yang akan dibuat, termasuk tabel,       relasi, dan struktur data.
g.       Membuat dokumen Berita Acara Pengujian Software sehingga dapat dinilai tingkat kepuasaan    user terhadap software yang telah dibuat.
h.      Developer melakukan evaluasi total setiap selesai pembuatan software sebelum pengujian.


    by: Kenia Kaniraras

Penjadwalan Proyek Sistem Informasi

             Penjadwalan Proyek Sistem Informasi     A.      Pengertian Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merup...